Lihatlah sekitarmu, dengan begitu kau akan dapat ilmu. Ilmu kehidupan untuk dirimu, yang akan kau lalui bersama waktu

Sunday, 1 September 2019

Ibu dari Matahari Sejiwa

Diana Amaliyah Verawatiningsih (mbak Sasa). Saya mengenal mbak Sasa sekitar tahun 2014. Bertemu di Kelas Inspirasi Magetan. Pada saat itu karena ada sesuatu hal (saya lupa pastinya) mbak Sasa mengkritik panlok KI Magetan dan ketika itu saya menilai mbak Sasa orangnya judes dan galak, sampai-sampai ketika saya tahu mbak Sasa ini perokok saya takut bicara dengan mbak Sasa yang pas lagi ngerokok wajahnya itu memang menurut saya terlihat galak. Setelah beberapa waktu pandangan saya itu benar-benar salah, mbak Sasa ini satu-satunya wanita yang saya temui di Magetan sebagai penggerak literasi, khususnya melalui perpustakaan D'buku yang dulu masih rutin setiap hari minggu ngadain baca buku gratis di Alun-Alun Magetan. Semangatnya kepada dunia literasi saya rasa tidak perlu diragukan sama skali, dan yang tadinya saya bilang galak seolah terpatahkan ketika mbak Sasa ini ramah dengan anak-anak kecil,sangat terlihat penyayang. Dulu saya dan beberapa teman pernah mengadakan acara di sebuah Panti, yang pada saat itu saya meminta bantuan mbak Sasa untuk mengisi acara tersebut, menariknya mbak Sasa mengisi acara tersebut dengan mengajak adik-adik panti dan adik-adik yang tinggal di sekitar panti untuk gemar membaca. Mbak Sasa ini sebelumnya tidak pernah tahu tempat lokasi acara ini, sampai-sampai saya ingat betul mbak Sasa sampai di tempat langsung cerita kalau hampir nyasar tidak tahu jalan. Selain itu saya sangat tersanjung karena mbak Sasa ini tidak mau di bayar meski sudah mengisi acara kami, meski sudah di anggarkan tapi mbak Sasa benar-benar menolak untuk dibayar. Kecintaannya kepada anak-anak benar-benar saya lihat ketika itu. Hingga pada saat kelahiran Matahari Sejiwa dan sampai dengan saat ini saya sering melihat cerita-cerita mbak Sasa melalui media sosial dengan membatin "anak orang aja disayang banget, apalagi anak sendiri, beruntunglah kamu Jiwa, ibumu sangat menyayangimu." Pernah suatu ketika saya main ke perpustakan D'buku, saat itu ada teman-teman Sedekah Rombongan yang lagi main juga, disitu saya jadi tahu tentang Sedekah Rombongan dan kegiatannya yang sangat mulia sekali. Selain itu pernah suatu ketika lagi kumpul sama temen di perputakaan D'buku juga mbak Sasa ini cerita banyak tentang masa kecilnya dan cerita tentang sedikit sejarah Indonesia. Bener-bener deh kalau sama mbak Sasa otak nih pasti nambah ilmu. Semenjak kerja, saya jarang bertemu dengan teman-teman saya, apalagi ke perpustakaan D'buku. Rasanya sudah lama sekali tidak kesana, bisanya cuma lihat teman-teman yang update lagi main-main sama Jiwa dan ngobrol dengan mbak Sasa. Hingga pada saat ini wanita ini sudah dilantik jadi wakil rakyat aja. Selamat mengemban tugas saya ucapkan untuk mbak Sasa, semoga amanah rakyat bisa diemban dengan sebaik-baiknya. Tetap semangat dan selalu menginspirasi.

Saturday, 31 August 2019

Seperempat Abad

Hari ini, tepat 1/4 abad, 1/4 abad yang katanya akan banyak pertanyaan dalam hidup. Dan saya masih punya segudang pertanyaan untuk saya temukan sendiri apa jawabannya. Bersyukur atas nikmat nafas dan hidup yang masih diberikan hingga hari ini.
Kepada diri ini yang sedang menjalani impian : "Terimakasih untuk terus berusaha tangguh meski tak jarang meragukan berharga atau tidaknya diri dan peran ini, ingat-ingatlah kamu pernah menuliskan banyak impian yang belum kamu capai." Bagi saya terus memerdulikan apa kata orang tidak akan bisa menjawab apakah jalan yang saya tempuh ini sudah baik dan sesuai track. Saya yang menjalani, saya yang berniat, dan saya sendiri yang menentukan akan menempuh hidup ini dengan hati yang lapang atau terus membandingkan. Teruntuk orang yang bertanya kapan menikah? Terimakasih atas perhatiannya kepada saya, doakan semoga Yang Maha Sutradara kehidupan ini memudahkan. Terlepas dari hal itu ketahuilah saya meyakini bahwa membangun imperium rumah tangga tidak segampang dan tidak seindah yang diframingkan oleh para influenzer instagram yang nikah muda itu. Menguploud foto-foto mesra, punya rumah mewah, punya kendaraan megah, atau hal-hal wah lainnya. Tidak seperti itu, masih harus banyak yang perlu disiapkan misalnya ilmu saya, mental saya, emosional saya, dan manajemen finansial saya. Status tulang punggung keluarga seperti saat inilah menjadi wadah saya belajar mempersiapkan dengan senantiasa kuat dan tangguh. Saya meyakini bahwa Yang Maha Sutradara telah menjamin rezeki, jodoh, dan masa depan saya. Sehingga apabila suatu saat saya diberikan kesempatan menjadi penyempurna agama orang lain maka tiba pada saat walimatul ursy nantinya saya akan dengan senang hati membagikan kabar kebahagiaan tersebut. Jadi tenang saja yaaa 😉 31 Agustus 2019