Lihatlah sekitarmu, dengan begitu kau akan dapat ilmu. Ilmu kehidupan untuk dirimu, yang akan kau lalui bersama waktu

Saturday 8 December 2012

Denyut Nadi Jantung


Detik demi detik, waktu demi waktu bergulir dengan pasti, waktu yang terlewat tak akan pernah kembali. Kehidupan ini kejam, banyak orang yang memahami dan peduli hanya melalui perasaan, tapi bagiku memahami dan peduli perlu diwujudkan dengan tindakan. Tindakan bukanlah perasaan, tak hanya di ungkapkan tapi juga di perhatikan.

Denting waktu bergulir dengan cepat, denyut nadi jantung pun begitu. Tak banyak orang memperhatikan denyut nadi jantungnya setiap waktu, tapi bagaimana jika denyut nadi itu dekat dengan kematian ? bukankah kekhawatiran itu akan selalu ada dalam diri seseorang ?

Denyut nadi jantung, dibawa elektrokardiogram dan nebulizer yang terpasang di hidung, kau selalu tersembunyi dan tak terlihat, tapi kau begitu penting bagi seseorang untuk bisa menikmati kehidupan. Kehidupan dengan sejuta keindahan yang diberikan olehNYA. Lemas terkulai, mata terpejam, terbaring di tempat tidur dengan infus terpasang di tangan. 

Nafas ! nafas yang seolah tersandung di tenggorokan, oksigen yang sulit untuk di hirup, udara yang tak bersahabat hingga seolah tak mau membantu untuk bertahan hidup. Denyut nadi jantung, kenapa kau bisa berdenyut dengan irama yang tak jelas ? bagai timbunan gambar pola yang tak tersusun. Kau bisa datang duduk manis, dan kau pergi dengan berjalan manis, namun kau juga bisa datang dengan berlari serta pergi juga berlari. 

Bagaimanakah kau bisa datang dan pergi semaumu ? bukankah kau akan nampak lebih indah jika punya irama yang jelas ? bersahabatlah, bentuklah irama yang jelas, karena dengan irama yang jelas kau akan menyuarakan sebuah melodi yang indah serta menikmati hidup ini dengan penuh kenikmatan.

Rizky Amalia Ditasari

Monday 8 October 2012

Penjual Koran di Kampusku



Belajar dalam hal akademik memang penting, tapi bagiku belajar dari kehidupan adalah hal yang dapat membedakan satu dengan lainnya. Pengalaman akan membawa kita menjadi lebih menghargai kehidupan jika kita mau belajar dari sekitar kita. Hal yang terjadi di sekitarku mungkin banyak yang terlihat sepele dan tak penting, namun bagiku itu sangat berharga, karena dengan melihat sekitarku, dengan memperhatikan kehidupan di sekitarku aku akan lebih menemui arti akan kehidupan.
Hari ini, selepas jam perkuliahan usai aku keluar kampus menuju lantai dasar. Di dalam lift menuju lantai dasar aku melihat tiga anak kecil yang setiap hari berjualan koran di area kampus. Sudah lama memang aku melihat anak-anak ini berjualan koran di kampus semenjak aku menjadi mahasiswa baru. Entah mengapa hari ini hatiku menuntunku untuk menemui mereka, otakku bagai diselimuti sejuta pertanyaan tentang kehidupan mereka. Ketika sampai di lantai dasar kampus tanpa pikir panjang aku segera menuju taman dan menemui tiga anak kecil penjual koran itu.
“Mbak, mau beli korannya mbak ? buat beli makan nih” pertanyaan salah satu anak kecil itu ketika aku mendekati mereka. Aku tersenyum dan mengajak mereka duduk di kursi taman yang ada di area taman fakultasku itu. Sontak ketika itu aku langsung mengajak mereka bicara hingga aku tak bisa menghentikan penasaranku dan terus bertanya tentang kehidupan mereka.
Ketiga anak kecil penjual koran itu bernama Yana (12 tahun), Afrisa (10 tahun) dan Siti (4 tahun). Tak habis fikir memang di usia anak-anak seperti itu harusnya mereka menikmati bangku sekolah dan bukanlah berjualan koran seperti ini. Namun ternyata keterbatasan ekonomi keluarganyalah yang menjadikan mereka tak bisa melanjutkan sekolah. Bagiku heran memang di ibu kota seperti ini yang sudah membebaskan biaya sekolah untuk sekolah dasar utamanya namun mereka tetap tak bersekolah. Mereka adalah anak ke tiga, empat dan lima dari sembilan bersaudara. Aku kaget ketika mereka menjelaskan bahwa dari sembilan bersaudara tersebut mereka tak ada yang sekolah, bahkan anak terkecil dari orang tua mereka harus ikut ibunya yang berjualan koran juga di lampu merah dekat kampus. Sontak aku membayangkan seorang bayi yang digendong ibunya dengan berjualan koran di bawah terik matahari yang bagiku sangat menyengat di kota Pahlawan ini.
Alasan mereka berjualan koranpun ternyata tak lepas dari membantu orang tuanya, karena tak setiap hari mereka bisa makan. Bagi mereka sehari makan satu kali itu saja sudah sangat membuat mereka bahagia. Ketika aku bertanya darimana makan mereka ketika memang orang tuanya harus berangkat pagi buta untuk berjualan koran dan tak menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya, dan ketika memang orang tuanya tak punya uang untuk membeli bahan makanan. Merekapun menjelaskan selama ini makan mereka dibeli dari hasil dari berjualan koran, sehingga uang hasil berjualan koran hari ini untuk makan hari ini, dan mereka harus berjualan koran esok hari untuk makan esok hari, dan seterusnya. Jika tidak begitu mereka menunggu belas kasihan orang lain untuk memberikan mereka makan. Aku tak bisa membayangkan ketika mereka tak bisa menjual habis korannya dan tak ada orang lain yang memberikan mereka makan, betapa laparnya mereka.
 Orang tua berperan penting dalam mengarahkan anaknya untuk menempuh pendidikan, tapi apa daya jika kondisi seperti ini, orang tua mereka harus memikirkan sembilan anaknya dengan hanya berjualan koran. Ketika disela-sela pembicaraan kami, aku menanyakan apakah mereka sudah bisa membaca, dan ternyata mereka tak bisa membaca karena mereka tak pernah menikmati bangku sekolah, hingga akhirnya aku mengajari huruf per huruf kepada mereka melalui media koran yang mereka bawa. Mereka sangat antusias dan senang ketika bisa menghafal sepuluh huruf awal yang aku ajarkan kepada mereka.
Hari ini aku belajar dari ketiga anak ini, aku belajar tentang artinya bersyukur, bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepadaku. Aku sadar aku yang selama ini masih merasa kurang harusnya bisa lebih bersyukur karena masih banyak orang yang jauh lebih kurang beruntung dibandingkan aku. Semoga kita senantiasa jadi pribadi yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan olehNYA dan semoga kita dijauhkan dari sifat iri ketika melihat orang-orang yang lebih beruntung dibandingkan kita. Mari lihat sekitar kita, maka kita akan banyak menemukan pelajaran hidup yang sungguh luar biasa dan kita akan menyadari bahwa masih banyak orang yang butuh perhatian kita.

Rizky Amalia Ditasari