MENTAL BLOCK : NEGATIF SEBAGAI TANTANGAN MEMULAI
BISNIS
Oleh
: Rizky Amalia Ditasari
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya
I.
Gambaran
Umum Sebuah Bisnis
Sebuah bisnis saat ini nampaknya telah membuat kalangan
pengusaha khususnya pengusaha Indonesia semakin semangat dalam menekuni dunia
bisnis. Keyakinan atau optimisme para pengusaha telah mengalami lonjakan
peningkatan yang tajam, hal ini dapat dilihat dari survey yang telah dilakukan
oleh Grant Thornton International Business Report (IBR). Survey tersebut
menunjukkan bahwa peningkatan optimisme bisnis di kalangan pengusaha Indonesia
mengalami lonjakan yang tajam pada kuartal I di tahun 2015 ini. Setelah
mengalami lonjakan tersebut tingkat optimisme para pengusaha Indonesia kini
tercatat menjadi sebesar 68 persen pada periode Januari – Maret 2015, hal ini hampir
mencapai lima kali lipat dari besar persentase tahun 2014 lalu yang hanya mampu
mencapai angka 14 persen pada kuartal IV. Menurut Johanna Gani (Managing
Partner di Grant Thornton Indonesia), mayoritas pebisnis yang disurvei optimis
akan mampu mencapai target penjualan dan profit yang diharapkan. Ekspektasi
atas pencapaian profit untuk 12 bulan mendatang meningkat hingga 50 persen,
setelah pada periode sebelumnya hanya sebesar 20 persen.
Sikap optimisme pada kalangan pengusaha yang telah di
jelaskan sebelumnya nampaknya berbeda jauh dengan sikap pengusaha pemula atau pengusaha
yang baru memulai bisnisnya. Kegagalan dalam bisnis sepertinya masih sering
terjadi di kalangan pemula bisnis, sehingga kegagalan tersebut dapat juga menjadikan
seorang pemula bisnis menjadi pesimis dan jauh dari optimis dalam melanjutkan
usahanya atau memulai usaha yang baru lagi. Selain itu, kurangnya keyakinan
dalam diri dapat pula menjadikan seseorang pemula bisnis mudah untuk pindah
haluan dengan berganti-ganti jenis usaha dalam waktu yang singkat, pemula
bisnis yang seperti ini nampaknya masih kurang yakin terhadap ekspektasi
pencapaian profit bisnis yang akan dicapai melalui bisnis yang dijalankannya.
Dalam perbedaan optimisme pengusaha yang telah lama
menekuni dunia bisnis dengan pengusaha yang baru memulai bisnisnya terlihat
bahwa pada pengusaha pemula akan lebih menerima banyak tantangan-tantangan
dalam memulai bisnis yang akan dijalankan, bagaimana tidak ? dalam tahap ini
pengusaha bagaikan sedang membangun pondasi bisnisnya di tengah
bangunan-bangunan bisnis yang telah berdiri tinggi besar yang ada di sekitarnya. Sesuatu yang baru di rintis inilah yang
membedakan pengusaha yang telah lama menekuni dunia bisnis dengan pengusaha
yang baru memulai bisnis dalam menghadapi tantangan bisnis.
II.
Tantangan
dalam Bisnis
Tantangan dalam bisnis banyak terjadi pada kalangan
pengusaha terutama pada kalangan pemula bisnis. Di dalam menghadapi MEA 2015
seperti sekarang ini, hendaknya pengusaha pemula juga harus siap dalam
menghadapi hal tersebut, pasalnya dengan adanya MEA 2015 dapat menjadi
kesempatan emas bagi para pelaku usaha di Indonesia untuk mengembangkan
usahanya. Jika pengusaha pemula sulit dalam menghadapi tantangan di era MEA
2015, dengan hanya berdiam diri pada tahap satu titik awal memulai bisnis saja
dapat diperkirakan usaha tersebut tidak akan bertahan lama.
Dari berbagai macam tantangan dalam memulai sebuah
bisnis, salah satu yang menjadi tantangan dalam memulai menjalankan bisnis
adalah keberadaan modal. Banyak orang yang menganggap bahwa modal adalah hal
yang paling utama ketika akan memulai sebuah bisnis. Modal tersebut nampaknya
telah dianggap sebagai suatu hal yang apabila tidak ada maka suatu bisnis tersebut
tidak akan berjalan. Dengan begitu benarkah modal adalah tantangan utama dalam
memulai sebuah bisnis ? Bukankah telah banyak Bank yang telah menawarkan credit consumer bagi kalangan pebisnis
dan UMKM ? Nampaknya keberadaan modal sebagai tantangan dalam memulai bisnis telah
menjadi pendapat yang sudah sering dibicarakan. Lalu, apakah sebenarnya yang
menjadi tantangan utama dalam memulai sebuah bisnis ?
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang pasti pernah
mengalami kondisi dimana ia akan melakukan sesuatu namun karena suatu hal ia
harus menghentikan tekat tindakan yang ingin ia lakukan. Contohnya saja begini,
ketika memulai sebuah usaha, ada rasa takut yang muncul dari dalam diri dan ada
sebuah pemikiran terkait kekhawatiran bisnis yang dijalankan akan gagal atau
bahkan khawatir bahwa bisnis tersebut nantinya tidak akan mendapatkan profit
sama sekali dan menjadi bangkrut. Ketika memulai bisnis sepertinya banyak orang
yang telah berasumsi dan meyakini bahwa tidak adanya modal untuk memulai bisnis
akan menjadi penghambat sebuah bisnis dapat berjalan, sehingga dapat dikatakan
bahwa banyak orang yang pesimis terlebih dahulu untuk menjadi sukses hanya
karena ketika tidak ada modal untuk memulai bisnis. Kondisi seperti inilah yang
sebenarnya menjadi tantangan bagi seseorang dalam memulai sebuah bisnis. Dalam
kondisi tersebut seseorang harus melawan asumsinya sendiri dan menghilangkan
pemikiran bahwa tindakan yang akan dilakukan akan berdampak negatif pada hasil.
Keyakinan yang timbul dari diri sendiri ini telah mem-block diri untuk tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan
sebelum benar-benar berusaha untuk mencapainya. Hal ini dapat menghentikan tindakan
seseorang dan menghambat berjalannya sebuah kemauan diri. Sehingga tantangan
dalam memulai bisnis adalah melawan dan menjauhkan diri dari Mental block dalam memulai bisnis khususnya
Mental Block yang berakibat negatif.
Mental block menurut
Dr. Adi W. Gunawan, CCH. (Indonesia Leading Expert in Mind Tecnology) adalah
hal yang dapat menghambat pikiran bawah sadar, mengeksekusi apa yang sudah
dilakukan pikiran sadar. Pikiran sadar sendiri bertugas berpikir rasional
dengan melakukan analisis, perencanaan cermat, membuat keputusan, dan
mengerahkan kemauan (will
power). Mental Block
dapat mengakibatkan seseorang sulit maju karena menimbulkan rasa tidak percaya
diri, gugup, ragu, malas dan tidak fokus. Sehingga dapat dikatakan bahwa mental block ini muncul dari diri
sendiri seperti sikap pesimis yang kemudian mengakibatkan orang tidak jadi
melakukan tindakan yang akan dilakukan. Hal ini sangat dibutuhkan sebuah
kepercayaan atau keyakinan dari diri sendiri untuk berubah menjadi lebih baik
dengan meninggalkan mental block yang
dapat berakibat negatif. Proses perubahan ini ditentukan
oleh kesadaran masing-masing orang, karena hanya orang itu sendirilah yang
dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Dalam sebuah bisnis, memulai usaha dengan
dibelenggu bayang-bayang ketakutan akan kebangkrutan, ketakutan akan profit
yang diperoleh, kekhawatiran bisnis akan kalah dengan pesaing, ketakutan tidak
mempunyai modal untuk memulai bisnis dan lain sebagainya inilah yang sepertinya
telah banyak terjadi di lingkungan bisnis. Orang cenderung kurang optimis dalam
memulai bisnis. Ketika seseorang mengalami mental block misalkan berfikir dan
mem-block diri bahwa tanpa adanya modal, usaha yang akan dijalankan tidak akan
bisa sukses. Asumsi dan pemikiran inilah yang hendaknya di ubah menjadi
keyakinan bahwa tanpa modal bisnis ini akan berjalan, atau keyakinan bahwa unit
bank akan memberikan pinjaman modal sehingga asumsi yang muncul adalah bisnis
yang dijalankannya akan menjadi sukses, dengan begitu mental block yang dapat
menghambat kesuksesan di dalam diri dapat dihindari dan di lawan.
III.
Membangun
keyakinan dan menghilangkan mental block : negatif
Tantangan dalam memulai bisnis disimpulkan
dapat dikarenakan oleh mental block yang dapat menghambat seseorang untuk
sukses. Sehingga seseorang harus membangun keyakinan dan menghilangkan mental
block : negatif pada diri sendiri agar dapat mewujudkan keinginan pencapaian
bisnis yang baik.
REFERENSI
http://beritasurabaya.net/index_sub.php?category=7&id=13806
pada 14 April 2015
NB :
Certificate of Appreaciation
presented to
Rizky Amalia Ditasari
as
2nd Winner
in
Youthpreneurship Essay Competition
2015
"Simple Strategic Steps to Start
Up A Business"
Essay Presentation - Auditorium lt.
Gd Honda Pluit, Jakarta Utara - 31 Mei 2015
By : Synergy Entrepreneur Academy
supported By "Prasetiya Mulya" school of business and economics
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT
Terimakasih atas dukungan dan doa dari :
-Kedua Orang Tua yang saya sayangi
-Aditya Sura Pratama yang selama ini memberikan dukungan kepada saya
-Dewi Ulan Dari yang turut serta berjuang dalam kompetisi ini dari Surabaya hingga Jakarta Utara
-Keluarga saya yang ada di Yogjakarta dan Jakarta yang telah menampung saya dan Dewi ketika perjalanan mengikuti kompetisi ini