Bersama siswa-siswi SDN Sarangan 3 |
Tiba waktu “kami” sampai di istana itu, serentak “kami”
melihat sahabat-sahabat kecil berbaris menghampiri “kami” dan mengucapkan
salam. Dan pada saat itu juga aku teringat sahabat-sahabat kecil diluaran sana
yang masih banyak membutuhkan perhatian. Rentang waktu memang terkadang membuat
seseorang terlupa akan sahabat-sahabat kecil yang masih membutuhkan perhatian
yang lebih. Keegoisan membuat seseorang lupa akan artinya bersyukur, bersyukur
atas segala sesuatu yang diberikan olehNYA. Ketika “kami” beranjak
mendekati mereka, pada saat itulah kami mulai “mengerti, memahami, dan
menyesuaikan”. Kesempatan berada di dunia sahabat-sahabat kecil telah ada di
depan mata “kami” kembali. Seketika “kami” bermain bersama, belajar bersama,
dan tertawa bersama.
Istana yang jauh dari pusat pemerintahan daerah, istana yang
bagiku sangat dipenuhi ladang ilmu, istana yang sebagai wadah sahabat-sahabat
kecil melalui kehidupannya untuk meraih cita-cita. Kala pagi dengan kilauan
sinar matahari disertai senyuman sahabat-sahabat kecil, yang “kami” harap
cita-cita mereka tidaklah mungil. Disini “kami” siap bersilaturahmi ,
mengembangkan daerah, dan membangun relasi. Langkah yang semoga menjadi
panutan, Ujar yang semoga dapat menjadi pengetahuan, dan pengalaman yang semoga
dapat menjadi inspirasi. Tidak hanya orang kaya yang bisa berbagi, karena
bagiku kaya secara materi bukanlah pondasi dari berbagi, melainkan tujuan dari
berbagi untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan sesama adalah realita
manusia sebagai makhluk sosial.
SDN Sarangan 3, disinilah istana yang kami datangi, penuh
dengan canda tawa sahabat-sahabat kecil dan Pahlawan tanpa tanda jasa yang
menyambut “kami” dengan sangat baik dalam acara yang serentak berlangsung
di 27 daerah pada Senin, 29 September 2014 lalu. Disinilah “kami” berkontribusi,
disinilah “kami” siap terinspirasi dan yang semoga menginspirasi. Relawan
pengajar yang semangatnya luar biasa menambah semangatku untuk tetap
melanjutkan acara ini. Tidak hanya pemahaman profesi para profesional yang
diberikan kepada sahabat-sahabat kecil, namun permainan-permainan/ice breaking
untuk sahabat-sahabat kecil juga dilakukan pada hari itu. Tawa mereka tak akan
pernah aku lupa.
Tiba waktu acara puncak di hari itu, penulisan cita-cita.
Seperti di awal “kami” harap cita-cita mereka tidaklah mungil. Dan ketika
cita-cita mereka tertulis di lebar kertas yang “kami” berikan, syukurnya mereka
mempunyai cita-cita yang sangat mulia pula, cita-cita sebagai Dokter, Tentara,
Guru, dll. Dan pada saat itu “kami” turut mendoakan semoga cita-cita mereka
dapat diraih. Aamiin...
Kelas Inspirasi Magetan telah banyak mengajarkan aku banyak
hal, tidak hanya mengelola manusia tapi juga mengelola hati. Disini aku bertemu
dengan orang-orang yang hebat, meskipun berbeda-beda karakter namun mereka
sama-sama mempunyai hati nurani yang begitu mulia.
Laskar Pelangi, lagu yang “kami” putar ketika “kami”
mengakhiri kegiatan pada hari itu. Rasanya hari itu berjalan dengan cepat. Jauh
di lubuk hati “kami”, “kami” masih ingin disini, bermain bersama, belajar
bersama, dan tertawa bersama. Namun apa daya, kesempatan itu telah sampai pada
batas waktunya.
Ya Allah, jika Engkau ijinkan aku berdoa lagi saat ini tolong
berikanlah ridho dan kemudahan bagiku, bagi “kami” dan mereka untuk meraih apa
yang kami impikan. Aamiin..
Tiba waktu aku harus kembali ke ibu kota Jawa Timur untuk
menimba ilmu, aku berharap aku bisa bertemu dengan mereka kembali, baik
Fasil, Relawan Pengajar, FG dan VG. Sungguh ketulusan yang mereka beri tidak
dapat dibeli, tidak dapat dirupiahkan. Dan akhir kata saya percaya ketulusan
itu akan tetap menular apapun hasilnya !
Salam Wooosshhh, Salam Inspirasi
Rizky Amalia Ditasari