Lihatlah sekitarmu, dengan begitu kau akan dapat ilmu. Ilmu kehidupan untuk dirimu, yang akan kau lalui bersama waktu

Sunday 19 April 2015

Sepasang Merpati Putih


Suatu hari Tuhan mempertemukan sepasang Merpati putih pada sebuah taman yang penuh dengan bunga. Mereka adalah merpati jantan dan betina, sepasang merpati yang selalu memberikan dukungan terhadap segala aktivitas mereka satu sama lain. Sepasang merpati yang senantiasa berbagi keluh kesah, berbagi kisah, dan berbagi kasih. Mereka saling menyayangi. Mereka senantiasa menikmati udara penuh dengan kesejukkan, menikmati embun, serta menikmati kehidupan.
Merpati jantan ! Merpati jantan senang sekali dalam memimpin seluruh pasukan merpati putih. Bak merpati yang sangat disegani oleh merpati lainnya. Merpati jantan senantiasa memberikan kontribusi untuk mengarahkan pasukan merpati dalam membentuk pasukan yang senantiasa bersatu.
Merpati betina ! Merpati betina senang sekali dalam membaur ke seluruh pasukan merpati lainnya. Bak mendengarkan keluh kesah merpati lainnya, dan senang membantu merpati lainnya dalam kehidupan di taman yang penuh dengan bunga. Bagi merpati betina, kebahagiaan merpati lainnya adalah penting. Hingga merpati betina pernah berfikir, dirinya kurang memperhatikan dirinya sendiri dibanding memperhatikan merpati lainnya. Tak masalah bagi merpati betina jika dia tak dapat makan asalkan merpati lainnya dapat makan. Banyak yang bilang merpati betina hanya ingin cari muka, namun bukan itulah yang diinginkan merpati betina. Perasaan kasih yang ada di merpati betina sangatlah kuat. Merpati betina pernah mencoba untuk tidak selalu memperhatikan merpati lainnya, namun hati merpati betina tak bisa menerima, hatinya menuntunnya senantiasa untuk peduli dengan merpati lainnya. Pada akhirnya merpati betina senantiasa mengikuti hatinya, tanpa peduli celoteh merpati lainnya yang tak suka dengan dirinya.
Merpati Jantan ! Banyak kalangan merpati lainnya yang senantiasa menjunjung merpati jantan. Mereka bilang merpati jantan sangat berwibawa, berkharisma dan memiliki daya tarik tersendiri. Merpati betina berada diantara senyum dan sedih ketika merpati lainnya senantiasa membicarakan merpati jantan yang seolah jadi idaman. Merpati betina merasa dirinya tak lebih dari merpati betina biasa yang tak punya kelebihan apa-apa jika disandingkan dengan merpati jantan. Bahkan beberapa merpati lainnya tak suka dengan kedekatan merpati jantan dan betina ini.
Suatu hari ditengah kesibukkan merpati jantan dalam merapikan pasukan merpati putih ia menyempatkan bertemu dengan merpati betina. Mereka berbagi kisah, hingga merpati betina mengungkapkan kecemburuannya melihat merpati lainnya senantiasa menjunjung merpati jantan dan tak suka dengan kedekatan sepasang merpati ini. Cemburu yang tak jelas memang bagi merpati betina karena merpati jantan tak dilihatnya memberikan umpan balik kepada merpati lainnya, tapi itulah yang dirasakan merpati betina. Ia merasa minder dan merasa bukanlah merpati betina yang luar biasa, sayapnya tak sempurna seperti merpati betina lainnya, tak bisa terbang terlalu tinggi, karena bagi merpati betina ketinggian akan membuatnya jatuh karena angin yang kencang dan akan membuat nafasnya terngah-engah. Segalanya ia lakukan dengan apa adanya, bagai bumi yang berputar. Baginya jika waktu pagi telah datang maka pagi itu akan datang, jika waktu malam akan datang maka malam itu akan datang. Ketika saling berbagi cerita, merpati jantan senantiasa memberikan ketenangan pada merpati betina. Itulah yang semakin menunjukkan betapa wibawanya merpati jantan ini. Tak bisa ungkapkan kata, namun merpati betina memberikan satu helai sayapnya dengan bertuliskan :
“Merpati lainnya menilai aku menyayangimu karena kewibawaanmu, merpati lainnya menilai aku menyayangimu karena kharismamu, merpati lainnya menilai aku menyayangimu karena kamu adalah pemimpin pasukan merpati putih, merpati lainnya menilai aku menyayangimu karena kamu adalah merpati yang disegani, namun perlu kamu ketahui aku menyayangimu bukan karena kamu pasukan merpati putih, bukan karena diseganinya  kamu,  bukan itu tapi aku menyayangimu karena tulus hatiku menuntunku kepadamu. semoga Tuhan mempertemukan kita ini untuk dipisahkan dengan maut dan dipertemukan lagi oleh kehidupan yang bukan lagi taman bunga tapi kehidupan abadi di taman Surga”. Aamiin

Rizky Amalia Ditasari

Thursday 16 April 2015

Anak Jalanan


Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa, sudah seharusnya kegiatan yang dilakukan anak-anak hendaknya berada dalam lingkungan yang sesuai dengan dunianya. Dunia anak-anak ! Dunia yang bukan berarti hanya dunia bermain, mereka juga harus belajar atau menutut ilmu untuk menggapai cita-citanya. Namun pada kenyataannya, pada era seperti ini masih banyak di sekitar kita anak-anak yang tidak bisa menikmati masa-masa yang seharusnya mereka nikmati. Bersekolah misalnya, banyak anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah hanya karena faktor keterbatasan ekonomi. Hal ini menyebabkan mereka harus menikmati kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupan anak-anak yang seharusnya. Disekitar kita masih banyak anak-anak kecil yang masa kecilnya hidup bersimbah peluh di terik matahari berjuang untuk hidup dengan cara mengamen, berjualan koran, atau hanya sekedar ikut orang tuanya mengais rezeki sebagai pedagang kaki lima bahkan sebagai pengemis.
Anak jalanan, anak-anak yang turun ke jalanan untuk menyambung kehidupan. Banyak orang yang tidak peduli dengan mereka, bahkan bertemu dengan mereka saja rasanya enggan. Padahal menjadi seorang anak jalanan bukanlah keinginan mereka, keadaanlah yang membuat mereka harus seperti itu. Orang tua yang seharusnya mengarahkan kehidupan masa depan anaknya, nampaknya juga terpaksa membiarkan anaknya menjadi seorang anak jalanan karena faktor-faktor yang menyebabkan anaknya tidak bisa melanjutkan bangku sekolah alias anak tersebut menjadi putus sekolah. Jika hal tersebut di biarkan, betapa mengerikan Indonesia ini mendapati anak-anak yang tumbuh dengan liar dan brutal akibat pergaulan yang ada di jalanan, karena menurut saya dengan dibiarkan begitu anak-anak jalanan akan lebih dekat dengan alkohol, narkoba, dan hal-hal negatif lainnya. Pada era seperti ini sudah banyak kasus anak yang mengalami ketergantungan terhadap zat-zat adiktif seperti lem, bahan pewarna, dan lain-lain yang dapat mengakibatkan penyakit gagal ginjal, kerusakan otak permanen, dan bahkan kematian.
Pendidikan ! pendidikan merupakan hal yang seharusnya tidak ditinggalkan, khususnya bagi usia yang masih tergolong anak-anak. Biaya hidup di Indonesia yang terlihat semakin hari semakin meningkat, nampaknya membuat ekonomi masyarakat menengah kebawah semakin terpuruk, hingga anak-anak mereka harus putus sekolah dan turun ke jalan untuk menyambung hidup.
Sempitnya lapangan pekerjaan seiring pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin meningkat membuat banyak orang nekat melakukan hal yang dapat merugikan orang lain, entah itu mencopet, merampok, bahkan menipu. Saya tidak habis fikir hal ini tidak semata-mata hanya dilakukan oleh orang dewasa, namun beberapa kasus telah menyebutkan anak-anakpun menjadi pelaku dari perilaku tersebut.
Anak-anak sudah seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah, karena anak-anak salah satu investasi negara dalam pembangunan negri ini sebagai generasi penerus bangsa. Kalangan ekonomi menengah kebawah mendapati pendidikan yang rendah dan terpaksa membuat anak-anak yang ada di kalangan tersebut banyak yang menjadi anak jalanan sehingga membuat banyak masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali putus sekolah/tidak bersekolah. Sekarang ini banyak masyarakat Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan sehingga banyak orang tua tidak begitu peduli atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi sang buah hatinya.
Anak-anak jalanan nampaknya telah banyak melupakan hal penting, tidak hanya masalah pendidikan namun juga hal yang hakiki yaitu agama. Hal seperti ini membuat moral anak-anak penerus bangsa terancam, mereka lebih memilih hidup bebas di jalanan , tidak ada yang mengatur, bahkan lebih suka tidak ada yang melarang mereka untuk berbuat hal yang tidak baik. Bagi saya, kita bisa saja diam dan tidak melakukan apa-apa, namun bukankah masalah anak-anak jalanan akan tetap bertambah, kita juga bisa banyak bicara tanpa melakukan apa-apa, itupun juga masalah anak jalanan akan tetap ada, namun jika kita peduli dengan mereka, setidaknya hal ini dapat mengurangi masalah anak jalanan di negara ini. Sudah saatnya kita memperbaiki Indonesia ini dengan menjadi agen perubahan dari masalah ini. Mari lihat sekitar kita, bantu anak menikmati masa-masa yang seharusnya mereka nikmati dengan memberikan kontribusi kepada negara Indonesia ini melalui turun tangan langsung membantu anak-anak generasi penerus bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Lalu tunggu apa lagi ? Mau ikut turun tangan langsung ambil bagian dalam menjadikan Indonesia lebih baik ? Bergeraklah !

Rizky Amalia Ditasari

Sunday 12 April 2015

Untukmu di Lebak Banten


Pagi kala itu aku bersiap untuk menemuimu di SD Ringinagung Kab. Magetan. Dengan memakai jaket ungu tebal aku menyusuri dinginnya pagi di wilayah yang terkenal dengan wisata Telaga Sarangannya. Ketika sampai di lokasi, aku tersenyum melihat lebih dari 100 sahabat kecil yang akan ku jumpai. Mereka duduk di halaman sekolah mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah. Kala itu aku bersama teman-temanku memang telah mempunyai agenda untuk mengisi sabtu ceria di SD tersebut.
Tujuan kami tidak lain yaitu ingin memberikan semangat mereka agar tidak lengah dalam menempuh pendidikan. Semalam sebelumnya aku menyiapkan materi yang akan aku jelaskan kepada adik-adik di SD Ringinagung ini. Kali ini aku membawakan sesuatu yang beda dari sebelumnya, selain pemberian motivasi oleh temanku yang berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit di Magetan. Aku bercerita kepada adik-adik ini tentang sahabat-sahabat kecil yang ada di SD Lebaksitu 1 , Lebak Banten, Rangkasbitung.
Sahabat kecil yang ada di Lebak Banten, satu bulan yang lalu tepatnya pada 10 Maret 2015 mereka mendapati musibah banjir. Mungkin terdengar biasa ketika musibah yang di alami adalah banjir, tapi bagaimana ketika kita tahu bahwa musibah banjir itu telah merobohkan satu-satunya akses untuk menuju sekolah sahabat-sahabat kecil itu. Bagaimana ketika kita mendengar 46 siswa yang hendak berangkat ke sekolah harus terjatuh ke sungai 30 m dari jembatan yang menjadi akses mereka menuju sekolah ? Bagaimana ketika kita mendengar bahwa meskipun jembatan itu roboh namun keesokan harinya masih ada siswa-siswi yang nekat berangkat ke sekolah melalui jembatan dengan cara merayap ? Bagiku banjir memang tak bisa disalahkan karena ulah manusia yang membuatnya ada. Namun yang menjadi pelajaran hidup bagiku adalah betapa malunya diriku ketika melihat sahabat-sahabat kecil yang terus memiliki semangat yang tinggi dalam menutut ilmu. Betapa sungguh luar biasanya mereka ! Mereka telah mengajarkan aku bagaimana seseorang hendaknya tak berputus asa meskipun ada hal yang menghalanginya untuk mewujudkan impian. Mereka telah mengajarkan aku bagaimana perjuangan menuju impian itu penting. Mereka telah mengajarkan aku bahwa bersyukur itu adalah yang utama, karena kehidupanku masih lebih beruntung dibanding mereka.
          Melalui cerita kejadian yang terjadi di Lebak Banten itu, yang ingin aku sampaikan kepada adik-adik SD Ringinagung ini adalah mereka harus lebih bersyukur dan bersemangat dalam belajar dan menggapai cita-cita. Mereka tak boleh lenggah karena Indonesia butuh mereka. Mereka harus terus di dampingi untuk tidak lenggah dalam belajar, karena bagiku anak-anak memang seharusnya dibiasakan untuk semangat menutut ilmu sejak dini sebelum kemalasan mengikis bara semangat yang ada di jiwa kecil mereka.
           Surat untuk SD Lebaksitu 1, aku dan teman-temanku memberikan kesempatan kepada adik-adik di SD Ringinagung untuk menulis surat. Surat yang akan kami berikan kepada sahabat-sahabat kecil yang ada di Lebak Banten melalui rekan kami yang pernah menjadi Pengajar Muda (Indonesia Mengajar) di SD Lebaksitu tersebut. Alhasil surat dari mereka ternyata juga berisi motivasi untuk sahabat-sahabat kecil untuk terus semangat dalam menutut ilmu. Kami tidak sedang menunjukkan apa-apa, kami juga tidak sedang menunjukkan apa-apa, juga bukan untuk menjadi event yang mengukir prestasi. Kami disini belajar, belajar dari lingkungan sekitar. Kami senang ketulusan hari itu telah menular, apapun hasilnya ! Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesempatan kepada kita semua untuk senantiasa menebar kebaikan. Mari jadi agen perubahan sosial ! Bergeraklah ! 

Rizky Amalia Ditasari

Friday 10 April 2015

Renta


Masih teringat dalam ingatanku tentang sepeda unta, sepeda yang selalu mengantarku ke sekolah di pagi hari. Sepeda itu kau kayuh dengan tersenyum. Masih teringat jelas senyummu ketika mengantar dan menjemputku sekolah di seberang jalan gang menuju rumah.
Begitu tulus ku rasakan bagaimana kau merawatku, menemaniku, mengajakku bermain di tengah kesibukkan kedua orangtuaku. Ya, masa kecilku terlalu banyak ku habiskan denganmu. Kau tak saja pahlawan bagi anak-anakmu, tapi kau juga pahlawan bagiku.
Teringat ketika suatu hari, kala itu kau tak menjemputku sekolah. Aku menangis mencarimu, dimana seseorang yang selalu menjemputku sekolah. Ketika aku di antarkan seorang tukang becak menuju rumah tanpa kau jemput, aku terus menangis. Hingga selang beberapa waktu kau datang dan menenangkanku. Kau bercerita mengapa kau tak menjemputku, sampai-sampai aku menyadari sebenarnya kau menjemputku namun kau menungguku di pos depan sekolahku hingga tertidur dan kau tak sadari jam waktu sekolah telah usai.
Senyummu kala itu begitu membuatku bahagia, bahagia bisa bermain denganmu, bahagia bisa mempunyai seseorang sepertimu, bahagia bisa dekat denganmu. Badan yang gagah bak memang menggambarkan kau yang seorang tentara negeri ini. Dua puluh tahun aku menjadi bagian dari hidupmu, namun aku belum bisa membuatmu bahagia. Kini aku telah jauh darimu, sehingga aku tak bisa bertemu denganmu setiap hari.
Hari ini aku menemuimu, kau tampak jauh dari yang dulu. Kau tampak semakin kurus semenjak kau pulang dari tempat berbaring dan setelah lepas dari selang oksigen di hidungmu. Kini aku di dekatmu, aku memegang tanganmu, aku melihatmu yang semakin renta, air mata mengalir di pipiku. Betapa sedihnya aku melihat seseorang yang senantiasa meluangkan waktunya untukku di tengah kesibukkan orang tuaku dulu sekarang harus lemah tergulai di tempat tidur tak bisa berjalan, tak bisa melihat dan tak bisa mendengar. Ketika ku bisikkan di telingamu “aku pulang untuk menengokmu, bisakah kau mendengarku?” , aku semakin sedih karena kau tak dengar ucapanku.
Ya Allah, bagaimana aku berkomunikasi dengan salah satu orang yang aku sayangi ini. Ijinkanlah dia merasakan indahnya alam ciptaanmu kembali, setidaknya pulihkan penglihatannya, pulihkan lagi pendengarannya agar dia bisa melihat dan mendengarkanku. Aku ingin ucapkan kepadanya bahwa aku sangat menyanyanginya. Aku ingin melihat senyumnya kembali. Lalu kapan ku bisa menemui akan hal itu kembali ?



Rizky Amalia Ditasari