Terik sinar matahari
menemaniku sepanjang perjalananku dari kampus hingga pulang ke kediamanku. Sambil
ku perhatikan orang-orang di sekitarku, yang semoga seperti biasanya aku dapat
menemukan arti perjuangan hidup dalam kehidupan ini. Belajar dari kehidupan, ya
inilah yang paling aku sukai, karena dengan memperhatikan sekitarku aku dapat
melihat langsung kehidupan apa dan bagaimana yang terjadi di sekitarku. Senantiasa
bersyukur, itulah yang dapatkan ketika belajar kehidupan seperti ini. Hidup sebagai
manusia memang tak pernah ada puasnya jika menuruti apa yang di inginkan, namun
dengan kita menyadari bahwa kebutuhan lebih penting daripada keinginan, maka
kita akan lebih dekat dengan nikmatnya bersyukur.
Ketika aku melewati
pasar menuju kediamanku, aku melihat segerombolan Satpol PP yang sedang
membongkar warung-warung dan mengangkut gerobak-gerobak yang ada di pinggir jalan di sekitar pasar
tersebut. Aku melihat sekelompok orang pula yang melihat aksi petugas kota itu
menjalankan tugasnya dengan wajah yang terlihat prihatin dan seolah pasrah
ketika gerobak-gerobak, kayu-kayu sebagai bangunan yang menjadi media mereka
untuk mencari sesuap nasi tersebut.
Satpol PP ! Ketika aku
melihat aksimu seperti ini, aku sempat mempertanyakan hati nuranimu, namun aku
juga tahu kau sedang menjalankan kewajibanmu sebagai pramong praja di tanah ibu
kota ini. Sempat berfikir pula, apakah ini adalah satu-satunya cara untuk
mentertibkan dan memperindah ibukota ini dengan cara mengabaikan hak mereka
untuk hidup, mereka butuh makan, mereka butuh bertahan hidup, jika mereka harus
menebus gerobak tersebut bukankah itu akan memakai uang yang sebenarnya mereka
gunakan untuk makan. Mungkin aku terlalu melihat dengan hati keadaan seperti
ini, tapi ya inilah aku. Aku tak bisa melihat orang lain yang sesungguhnya
mempunyai hak untuk hidup harus berjuang seperti itu. Bukankah kita adalah
manusia yang seharusnya bisa saling tolong menolong. Apa mungkin tolong
menolong hanya sebagai pelajaran anak SD di tahun 2000an ?
Kejadian tersebut
membuatku semakin menyadari bahwa masih banyak orang-orang yang jauh dari
keberuntungan dibanding denganku, kejadian tersebut mengajarkan aku bahwa
perjuangan hidup ini akan terus kita lalui, kejadian tersebut juga membuatku
untuk lebih semangat belajar agar aku bisa menjadi salah satu pembuat kebijakan
sosial yang dapat menertibkan kondisi seperti itu dengan tetap memperjuangkan
hak mereka untuk hidup. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang di selimuti
hati nurani, bukankah hidup ini akan lebih indah jika setiap orang mau berjuang
untuk saling tolong menolong dengan hati ? mari berjuang dengan ketulusan hati.
Rizky Amalia Ditasari
Rizky Amalia Ditasari