Lihatlah sekitarmu, dengan begitu kau akan dapat ilmu. Ilmu kehidupan untuk dirimu, yang akan kau lalui bersama waktu

Tuesday 22 December 2015

Belajar Rumus Ikhlas melalui Campus Social Responsibility



Alhamdulillah High Productivity ^_^
Hari ini puncak program Campus Social Responsibility 2015 oleh Dinas Sosial Kota Surabaya di Convention Hall Surabaya. Namun bagiku ini bukanlah akhir dalam mendampingi adik dampingku. Bagiku membuat Elvina dapat bersekolah dan membuat ibunya menjadi berjualan di depan rumahnya agar mendapat pemasukan bukanlah berakhir disini, pasalnya aku masih mempunyai tugas, tugas dari diri diriku sendiri, tugas yang aku tanamkan sendiri, tugas yang ingin aku capai, misi sosial. Aku harus bisa memperjuangkan ijasah kejar paket kakak dari Elvina yang satu tahun lalu ditempuh. Aku belum tau pasti mengapa sampai saat ini ijasahnya  masih di tahan, konon katanya ijasah itu harus di tebus dengan uang sebesar Rp. 1.000.000,00. Aku tanamkan tekad dalam jiwaku, bagaimanapun caranya aku harus bisa mendapatkan ijasah itu.

Elvina dan sepeda barunya ^_^
Kemarin adik dampingku kena musibah, ia di tabrak oleh pengendara motor, tangannya luka hingga tiga hari sekali harus kontrol ke rumah sakit. Untungnya yang menabrak mau bertanggung jawab. Hari ini aku senang adik dampingku dapat sepeda dari Dinas Sosial Kota Surabaya. Permintaan sepeda yang aku ajukan ke Dinas Sosial melalui ibu Atiyun selaku Direktur Program CSR tempo lalu ternyata dikabulkan.

Kau tahu ketika aku berhasil membantu ada kepuasaan tersendiri dalam hatiku. Bukan bermaksud riya’, bukan bermaksud angkuh ataupun sombong. Aku hanya ingin berbagi melalui tulisan-tulisanku. Aku hanya ingin mengabadikan setiap moment yang bagiku luar biasa tak lepas dari nikmat yang diberikanNYA. Hari ini aku semakin menyadari kebaikan Allah SWT itu ada dimana-mana. Begitu baiknya Allah SWT menggerakkan hati orang-orang yang mau membantuku dalam mengembalikan Elvina ke bangku sekolah.

·   Bapak Sukanan selaku ketua yayayan SMP Cahaya yang memberikan keringanan biaya untuk adik dampingku agar bisa sekolah lagi.
·       Bapak Pomo selaku kepala Dinas Sosial Kota Surabaya yang mau berdiskusi denganku mengenai permasalahan adik dampingku.
·       Ibu Atiyun yang selalu memberikan pengarahan.
·       Satgas DinSos : Mas Aru dan Mas Yudi yang telah membantuku.
·    Rekan-rekan CSR Universitas Airlangga (Dek Yuna, Dek Mirza, Dek Ais, Jarwo, Reza, Dek Putri, Binti) yang selalu memberikan semangat kepadaku
·        My best partner Aditya Sura Pratama yang memberikan dukungan atas semua kegiatanku, memberikan aku semangat di tengah kesibukannya
·         And than semua itu berkat doa kedua orang tuaku

Bersama rekan CSR Universitas Airlangga (Dek Yuna)
Penghargaan yang diberikan untukku dari Wali Kota Surabaya sebagai Mahasiswa Terbaik kategori High Productivity hari ini adalah sebuah hal yang tak pernah aku pikirkan, sebuah hal yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan.
Penghargaan ini akan aku jadikan motivasiku untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi 
. Lagi-lagi Allah SWT begitu baiknya kepadaku, Allah SWT menyiapkan kejutan-kejutan di setiap ketulusan. Aku percaya itu..

Aku semakin menyadari tentang kebenaran dalam belajar rumus ikhlas :
“Jika kita memberikan 1 dan mengharapkan 2, maka kita akan mendapatkan setengah (1/2). Jika kita memberikan 1 dan mengharapkan 1, maka kita akan mendapatkan 1/1 = 1. Jika kita memberikan 1 lalu tidak berharap apa-apa alias 0 (nol), maka kita akan mendapatkan 1/0 = tak terhingga (~).”

Allah, terimakasih atas semua nikmat yang Engkau berikan untukku hingga detik ini. Allah.. jika doa-doaku terlalu tinggi, tolong rendahkanlah dengan hati-hati. 

Senyum kita semangat sekolah #SayNoPutusSekolah
Alhamdulillah
Bersama Wali Kota, Kepala Dinsos dan Calon orang sukses

Tuesday 15 December 2015

Bergerak yuk



Bersama anak-anak gang batak surabaya
Ketika diri semakin ingin mengetahui bagaimana kehidupan anak-anak jalanan, anak putus sekolah, anak korban pelecehan, pengguna narkoba, dll. Allah SWT begitu baiknya kepadaku memberikan kesempatan kepadaku untuk belajar satu persatu untuk mengetahui kehidupan-kehidupan tersebut. Entahlah apa yang ada dalam inginku. Mungkin sebagian orang mengatakan aku hanya membuang-buang waktu untuk melakukan hal yang mungkin bagi mereka aneh atau bahkan menganggap tindakanku hanya sebagai pencitraan. Namun ya inilah aku, selalu ingin tahu kehidupan yang bagiku itu tak wajar dan bagiku kehidupan itulah yang sebenarnya memerlukan uluran kepedulian kita dan bukanlah hujatan.

Semenjak aku sering turun dalam menggali permasalahan-permasalahan yang bagiku tak layak dialami seorang anak-anak di bawah umur aku semakin banyak belajar tentang arti bersyukur, tentang ragam permasalahan kehidupan dan tentunya belajar dalam menangani berbagai perilaku anak-anak. 

Aku sangat menikmati ketika aku mengikuti kegiatan Dinas Sosial Kota Surabaya, Jujur aku senang ketika aku dapat membawa Elvina yang tadinya putus sekolah sekarang mau dan dapat kembali ke sekolah, meskipun awalnya penolakan dari salah satu anggota keluarganya aku dapatkan, namun pada akhirnya mereka mengerti tujuanku tidaklah berniat buruk. Sungguh hal yang membuatku sempat meneteskan air mata dan sempat tidak percaya jika aku akhirnya dapat membawanya kembali ke bangku sekolah. Satu hal yang aku tanamkan dalam diriku, apapun yang seseorang lakukan dengan tulus maka ketulusan itu akan menular dan menuai hasil yang tulus pula.

 Selain aku dipertemukan dengan adik damping yang bernama Elvina. Aku juga belajar permasalahan yang dialami adik damping dari kakak damping lainnya. Salah satu permasalahan yang aku pelajari adalah mengenai kehidupan salah satu anak putus sekolah yang dia dikeluarkan dari sekolahnya karena dianggap sebagai anak yang gila. Kau bayangkan saja ada seorang anak berumur 14 tahun sekarang masih berada di bangku sekolah dasar. Anak ini terpaksa mengulang di bangku sekolah dasar karena akibat dikeluarkannya dia dari sekolah sebelumnya dan parahnya pihak sekolah menyarankan anak tersebut bersekolah di sekolah inklusi. Ketika dikeluarkan dan direkomendasikan untuk bersekolah di sekolah inklusi orang tuanya tak tahu apa itu sekolah inklusi. Hingga ia tidak diterima di sekolah menengah pertama ketika ijasahnya dari sekolah inklusi. Itulah yang membuatnya mengulang sekolah pada bangku sekolah dasar agar tak berijasah inklusi.

Beragam permasalahan tentang anak-anak ternyata masih banyak namun tak terlihat kasat mata. Melalui kegiatan-kegiatan sosiallah bagiku permasalahan itu dapat aku temui, dapat aku pelajari. Aku sangat senang meluangkan waktuku untuk kegiatan seperti ini dibandingkan aku harus nongki di sebuah cafe atau jalan-jalan di mall hingga berjam-jam. Bukan sok manis, tapi ya inilah aku. Sebuah hal yang membuatku nyaman, sebuah hal yang membuatku tersadar bahwa kebaikan Tuhan ada dimana-mana. Sebuah hal yang mengajarkan aku bahwa ketika kita mengharapkan kebaikan Allah SWT maka baikkanlah diri kita pada sesama. Karena aku meyakini kontribusi positif akan menuai hal yang positif. Mari bergerak turun tangan langsung ! bergerak yuk ^_^