Pendidikan
mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan suatu negara .
Pembangunan negara sudah seharusnya dibarengi dengan pembangunan di bidang
pendidikan, sehingga tidak hanya pembangunan fisik suatu negara saja yang
dilakukan. Karena jika hanya pembangunan fisiknya yang baik, tetapi pembangunan
di bidang pendidikan tidak diikut sertakan maka moral bangsa ini akan terpuruk.
Jika hal ini terjadi, dalam bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang
akan tergoda untuk korupsi. Hal ini akan mengakibatkan secara lambat laun akan
datang hari dimana negara dan bangsa ini akan hancur.
Sehingga pembangunan di bidang pendidikan sangatlah penting dan pendidikan harus
dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negara ini.
Mendapatkan
pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi sudah mulai menjadi kebutuhan generasi
penerus bangsa. Pasalnya berbeda dengan ijasah lulusan sekolah menengah
kejuruan (SMK) yang notabennya siswa-siswinya telah dibekali dengan keahlian
pada masing - masing bidang, Ijasah lulusan sekolah menengah atas (SMA) tanpa
dibekali dengan keahlian pada masing - masing siswa hanya bisa digunakan untuk
melamar pekerjaan yang minim, contohnya pekerjaan menjadi karyawan toko, hal
ini sangat disayangkan karena realita yang ada di masyarakat pada saat ini
ketika terdapat lowongan pekerjaan di sebuah toko, syarat lowongan pekerjaan
untuk menjadi karyawan di toko tersebut kebanyakan hanya dengan “berpenampilan menarik” , kalau sudah
begitu seolah terlihat pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga SMA
tidak ada gunanya. Bagaimana tidak ? ilmu yang telah di dapat dan di pelajari selama
menjadi siswa/siswi seolah tak ada pengaruh untuk suatu pekerjaan.
Di
Indonesia saat ini salah satu masalah pendidikan yang sering masyarakat katakan
adalah biaya pendidikan yang mahal. Hal ini sering mengakibatkan
adanya pembedaan status antara siswa lulusan SMA dengan lulusan Perguruan
Tinggi . Disisi lain sebuah ketidakadilan terjadi, yaitu antara si kaya dan si
miskin. Seolah pendidikan yang tinggi hanya milik orang kaya saja sehingga
orang yang kekurangan merasa minder untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi karena keterbatasan biaya, atau bahkan bisa menimbulkan istilah orang
miskin tidak boleh kuliah. Ketidakadilan seperti ini juga bisa mengakibatkan
rasa minder si miskin dalam bergaul dengan mereka yang berpendidikan tinggi.
Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi
(PT) membuat banyak masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak
bersekolah karena sekarang ini banyak masyarakat Indonesia yang berada dibawah
garis kemiskinan sehingga banyak orang tua tidak begitu peduli atau
memperhatikan pentingnya pendidikan bagi sang buah hatinya, lagi lagi hal ini
dikarenakan biaya pendidikan masih di anggap mahal, hal ini membuat banyak anak
putus sekolah, dan kebanyakan anak tersebut hanya mendapat pendidikan sampai
pada jenjang sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas.
Dalam
ekonomi seiring dengan meningkatnya harga barang-barang yang berarti turunnya
nilai uang, nampaknya dapat berpengaruh pada masalah pendidikan. Bagaimana
tidak ? Biaya pendidikan pada masing - masing sekolah, khususnya pada Perguruan
Tinggi (PT) jumlahnya bervariasi, namun pada kenyataan saat ini kenaikan biaya
pendidikan sudah menjadi hal yang pasti. Mahalnya pendidikan di Indonesia
kemungkinan besar bermula dari inflasi. Jika dilihat pada tahun – tahun yang
lalu , tentunya biaya pendidikan pada tahun – tahun yang lalu lebih kecil dari pada
tahun ini, yang berarti merupakan pelajaran bagi kita untuk memperhitungkan
tingkat inflasi.
Di
Belanda, Jerman, Singapura, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak
perguruan tinggi (PT) yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan
beberapa negara banyak yang menggratiskan biaya pendidikan. Bagaimana di
Indonesia? Banyak masyarakat yang masih menilai bahwa biaya pendidikan di
Perguruan Tinggi itu mahal. Namun kenyataannya masyarakat itu sendiri yang
kurang mengetahui program – progam kerja yang diberikan oleh pemerintah dalam
menghadapi masalah pendidikan khususnya dalam masalah mahalnya biaya
pendidikan. Pemerintah sebenarnya telah mensubsidikan banyak anggaran untuk
pendidikan khususnya dalam beasiswa. Salah satu program beasiswa yang diberikan
oleh pemerintah melalui Ditjen Dikti adalah beasiswa BidikMisi. Beasiswa ini
diberikan kepada siswa dan siswi dari keluarga kurang mampu atau bisa dikatakan
keluarga miskin yang mempunyai prestasi dalam bidang akademik maupun non –
akademik.
Beasiswa
BidikMisi ini telah berjalan mulai tahun 2010 hingga sampai saat ini, beasiswa
ini diberikan di banyak Perguruan Tinggi di Indonesia. Sayangnya masyarakat
memang masih banyak yang kurang mengetahui mengenai beasiswa ini, khususnya
masyarakat yang ada di desa ataupun di daerah terpencil. Padahal melalui
beasiswa ini siswa–siswi lulusan sekolah menengah atas (SMA) ataupun lulusan
sekolah menengah kejuruan (SMK) akan tidak putus sekolah sampai disitu saja,
melainkan mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
yaitu di bangku kuliah. Melalui beasiswa ini masyarakat sudah tidak perlu
khawatir lagi mengenai biaya pendidikan yang kabarnya mencapai nominal yang
tinggi, atau bisa dikatakan sangat mahal. Pasalnya dalam beasiswa ini seluruh
biaya pendidikan selama kuliah akan dibiayai oleh pemerintah. Dalam beasiswa
ini untuk progam S1 akan dibiayai hingga empat tahun, sedangkan untuk progam D3
akan dibiayai selama tiga tahun.
Meskipun
banyak beasiswa untuk biaya pendidikan yang ada di Indonesia ini masyarakat
masih banyak yang memikirkan bagaimana nantinya biaya hidup ketika menjalani
masa kuliah di Perguruan Tinggi (PT), pemikiran ini muncul karena terlihat banyak
mahasiswa yang berasal dari luar daerah Perguruan Tinggi itu sendiri alias
merantau. Hal inipun sebenarnya sudah tidak perlu di khawatirkan karena melalui
beasiswa BidikMisi masalah biaya hidup inipun telah diberikan oleh pemerintah,
sehingga selain biaya pendidikan, dalam beasiswa ini biaya hiduppun memang juga
diberikan, tepatnya biaya hidup ini di berikan setiap satu bulan sekali atau
bahkan ada yang diberikan setiap tiga bulan sekali (triwulan). Hal ini
tergantung kebijakan dari masing-masing Universitas dalam sistem pencairan dana beasiswa ini.
Tidak hanya itu saja melalui beasiswa BidikMisi ini selain biaya pendidikan dan
biaya hidup penerima beasiswa juga mendapatkan biaya pembinaan, biaya buku,
biaya pelatihan, biaya skripsi hingga biaya wisuda. Sehingga memang seluruh
biaya kuliah hingga wisuda diberikan oleh beasiswa ini.
Pemerintah
sebenarnya memang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh
pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan
bermutu. Namun mungkin terkadang karena adanya keterbatasan dana hal ini sulit
terwujud. Akan tetapi keterbatasan dana itu sendiri memang tidak
dapat dijadikan alasan bagi pemerintah
untuk cuci tangan dalam masalah pendidikan khususnya mengenai biaya pendidikan
yang mahal. Paradigma masyarakat yang
masih menganggap biaya pendidikan di Perguruan Tinggi (PT) itu mahal sebaiknya
harus sedikit diubah menjadi positif
hingga masyarakat mengetahui bahwa pemerintah telah berupaya dalam
menangani masalah pendidikan ini, realitanya beasiswa BidikMisi yang diberikan
oleh pemerintah ada untuk pendidikan Indonesia.
No comments:
Post a Comment