Siang
ini saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman untuk menikmanti indahnya
bulan yang di tunggu-tunggu umat islam. Bulan yang semoga membawa bekah untuk
semua umat nabi Muhammad SAW. Apalagi kalau bukan bulan Ramadhan ! bulan Ramadhan 1436 H ini
saya sambut dengan penuh suka cita. Perjalanan pulang kampung saya kali ini
menggunakan armada bis dari terminal Purabaya. “Dimanapun saya berada saya harus belajar dari
orang-orang di sekitar saya !” ya itulah yang saya tekankan pada diri saya
sendiri, belajar tidak harus dari akademik namun belajar dapat diperoleh dari
orang di sekitar saya yang membuat mata saya terbuka bahwa hidup ini sangat
bervariasi, dan tentu saja dengan belajar dari orang-orang di sekitar saya
dapat membuat saya semangat dan senantiasa bersyukur.
Selama
perjalanan saya melihat banyak sekali pedagang kaki lima yang naik turun bis
untuk menawarkan dagangannya. Sempat terbesit di dalam hati saya, betapa
berjuangnya mereka untuk bertahan hidup, betapa kerja kerasnya mereka untuk
mendapat sesuap nasi katakanlah. Mereka naik turun bis tanpa peduli akan ada
pembeli yang membeli dagangannya namun saya lihat mereka begitu bersemangat dan
tak pantang menyerah untuk terus berusaha menghabiskan dagangannya. Pemandangan
pedagang kaki lima seperti ini tentu saja sering kali saya lihat setiap kali
saya pulang atau kembali ke perantauan menggunakan armada bis, namun ada yang
berbeda pada perjalanan pulang saya kali ini.
Bis
yang saya tumpangi kali ini mendapati banyak penumpang yang hingga banyak
sekali penumpang yang harus berdiri karena tak mendapatkan tempat duduk. Bak lebaran
arus balik mudik bagai sejuta manusia berjubel di dalam bis. Seketika di tengah
perjalanan tepatnya ketika perjalanan pada waktu itu sampai di Nganjuk. Saya mendapati
seorang pengamen wanita yang naik bis dengan kondisi sedang hamil. Subhanallah,
bagaimana ibu ini bisa tangguh seperti ini, ia bernyanyi mengamen di tengah
jubelan manusia di dalam bis. Sontak saya tak bisa menikmati lagu yang
dinyanyikan ibu pengamen ini, karena pandangan saya tertuju pada perutnya yang hamil
dengan umur kandungan kira-kira 5-6 bulan tersebut. Gundukan di perutnya itu
membuat ibu tersebut harus melindungi dari desakan penumpang. Mata saya tak
henti-hentinya melihat perut ibu tersebut, saya tak tega melihat seorang ibu
dengan kondisi sedang hamil harus mengamen.
Ketika
ibu tersebut selesai bernyanyi ibu tersebut berjalan dari kursi penumpang
paling depan hingga belakang untuk mengumpulkan uang hasil ngamennya dalam bis
tersebut. Sambil memegangi perutnya ibu tersbut berjuang di tengah jubelan
manusia untuk mengais rezeki yang ku lihat demi anak yang di kandungnya. Saya
berfikir dimana suaminya ? mengapa suaminya membiarkan ibu tersbut mengamen
dengan kondisi tersebut ? ketika saya berfikir seperti itu, ibu tersebut turun
dari bis.
Pelajaran
yang bisa saya dapat kali ini adalah menjadi seorang wanita itu harus kuat,
mandiri, tangguh dan mampu berjuang terus meski harus melawan lelah. Selain itu
kejadian yang saya lihat memberikan saya gambaran bahwa seorang ibu akan
senantiasa melakukan apapun dengan kerja kerasnya untuk anaknya, tak peduli
bagaimanapun ia akan terus bersemangat memperjuangkan anaknya dengan
perjuangannya. Kasih ibu sepanjang masa !
No comments:
Post a Comment