Lihatlah sekitarmu, dengan begitu kau akan dapat ilmu. Ilmu kehidupan untuk dirimu, yang akan kau lalui bersama waktu

Wednesday 3 June 2015

Jantung Malam Kelabu

Kala malam yang bertabur bintang, harusnya jadi malam yang indah, malam yang penuh dengan kelap-kelip cahaya bintang di langit hingga terpancar tanpa mendung kelabu. Malam yang harusnya tak sunyi, kali ini ku rasakan tak hanya sunyi tapi bahkan sepi, membisu, tanpa angin, dan terasa bagai air yang tak bisa mengalir.

Senja yang terlambat, membuat malam menunggu hingga bintang di langit tak berkelap-kelip. Harusnya senja silir berganti malam dengan tepat waktu namun matahari tak kunjung terbenam untuk menghantarkan senja pada malam. Hal ini membuat malam menjadi kelabu, membuat malam menjadi sunyi, bahkan bintang di langit malam bagai tak ingin berkelap-kelip.

Kau tahu mengapa matahari tak kunjung mengantarkan senja pada malam ? matahari hanya ingin menunggu malam siap akan kehadirannya, matahari ingin memenuhi keinginan malam untuk melewati senja yang sungguh indah terlebih dahulu. Namun ternyata keputusan matahari melewati senja dengan perlahan membuat malam menjadi kelabu.

Hingga pada akhirnya malam menjadi kelabu, bintang yang senantiasa berkelap-kelip sontak seperti hanya cahaya lampu yang tak terlihat jelas, gelap, sunyi.

Wahai malam, matahari mungkin memang tak seperti yang kau inginkan, namun bisakah kau lebih bersahabat ? sungguh kau tampak seperti tenun kasih sayang yang penuh kasih jika kau tak kelabu. Aku tersenyum jika kau lebih bersahabat.

Melihat kegelapan di malam yang sebenarnya penuh bintang itu membuat nafas menjadi tersandung-sandung kembali, detak irama jantung tak kunjung seirama seperti biasa. Hal yang tak ku sukai jika terjadi di depan malam. Tak ingin menjadi lemah, mencoba menahan namun tak kunjung bisa. Nafas semakin terengah-engah. Serasa ingin marah kepada denyut, mengapa kau tak bisa biasa, bukankah jika senada, iramamu akan menjadi indah ?

Ku mohon seiramalah selalu, hingga kau bentuk sebuah melodi yang indah.

Rizky Amalia Ditasari

No comments:

Post a Comment