Lihatlah sekitarmu, dengan begitu kau akan dapat ilmu. Ilmu kehidupan untuk dirimu, yang akan kau lalui bersama waktu

Thursday 4 June 2015

Bumi “Benci Menunggu”, semoga tidak untuk Matahari



Terbitnya matahari di pagi hari senantiasa memberikan arti kehidupan yang baru di hari yang baru, berharap hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Senantiasa begitu harap dari hari ke hari. Jika matahari pagi bersinar terang pada bumi, bukankah awal yang baik untuk mengawali hari, meski terik terkadang tak disukai, setidaknya langit tidak mendung di pagi hari.
Kau tahu ketika matahari mulai mencul ke permukaan bumi, bumi begitu antusias menyambutnya. Ketika matahari datang dan menyinari bumi, bumi terlihat tersenyum. Matahari senantiasa ingin memberikan yang terbaik untuk bumi. Tapi bagaimana ketika mendung tiba di saat matahari yang harusnya memberikan pancaran cahaya untuk bumi ? Hujan menjadi datang, mengguyur bumi.

Hujan yang datang hendaknya memberikan ketentraman pada bumi yang terkadang tak suka dengan terik matahari. Tapi mengapa harus ada petir ? petir yang menakutkan, petir yang tak bersahabat dengan matahari, kehangatan yang harusnya diberikan matahari setelah hujan tiba menjadi enggan diberikan karena takut dengan petir.
Kejadian dialami kala bumi benar-benar menunggu datangnya matahari, namun tak disangka hujan datang kembali. Hujan itu membuat bumi seolah enggan bertemu dengan matahari. Bahkan bumi menjadi lebih bersahabat dengan petir yang mebuat matahari enggan memberikan kehangatan setelah hujan karena takut dengan petir.

Hujan dan petir, keduanya tidak bisa diprediksi. Jika bumi marah kepada matahari karena hujan dan petir datang kembali ketika bumi mengharapkan bertemu dengan matahari, apakah matahari yang bersalah ? hujan dan petir bukanlah keinginan matahari, dan bukan ada karena dibuat oleh matahari. Jika matahari bisa memainkan hujan dan petir maka matahari lebih memilih untuk tidak memainkannya dikala bumi benar-benar ingin bertemu dengan matahari.
Ketika bumi ingin bertemu matahari kala hujan tiba di pagi hari. Bumi harus menunggu hujan dan petir reda, namun pada halnya bumi benci menunggu. Bumi tidak suka menunggu. Bumi selalu lebih memilih bersahabat denga petir dalam menunggu matahari. 

Matahari tidak suka ketika bumi bersahabat dengan petir, karena bagi matahari kilat petir sungguh menyeramkan. Matahari yang mempunyai cahaya terang untuk bumi tak suka jika bumi di sinari kilat petir yang menakutkan.
Bumi benci menunggu, namun bumi tidak menyadari bagaimana penantian matahari untuk bertemu bumi. Matahari menunggu bumi melewati senja terlebih dulu, melewati gelapnya malam, terkadang terhalang oleh mendung, terhalang oleh petir. Matahari tetap diam menunggu bumi yang berputar pada porosnya hingga bertemu dengan matahari kembali.

Bumi, tahukah kamu matahari senantiasa setia menunggumu ditengah kesibukkanmu berotasi ?

Bumi benci menunggu, semoga matahari senantiasa pada kesetiaannya pada bumi. ^_^




Rizky Amalia Ditasari

No comments:

Post a Comment