Menjadi pejuang toga memang tak
semudah dan tak seindah di film FTV. Beberapa tugas harus dikerjakan ,
perkuliahan yang terkadang tidak efektif. Beberapa mahasiswa belajar hanya
dengan sistem kebut semalam, dengan begitu pertemuan perkuliahan sebelum ujian dirasa
kurang berguna dan seperti hanya untuk
mengisi absensi saja agar tidak kena cekal ujian.
Hari tenang sebelum ujian
bukanlah hari tenang sesungguhnya, namun hari dimana musim tutor dimana-mana. Belajar
ngebut untuk ujian dan mencari referensi soal ujian tahun-tahun sebelumnya yang
nampaknya dianggap beberapa mahasiswa sebagai patokan belajar untuk ujian pada
tahunnya.
Lelah memang membicarakan tugas-tugas
dari dosen yang terus menumpuk. Waktu yang ada digunakan untuk mengerjakan
tugas, lalu belajar yang sesungguhnyapun kurang di maksimalkan. Namun apalah
kami mahasiswa, penjuang toga yang mau tidak mau harus melalui fase-fase
tersebut.
Dalam diriku, aku ingin kuliah
yang memang mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sungguh aku ingin benar-benar
memahami apa yang selama ini aku pelajari di bangku kuliah. Namun, ada hal yang
bagiku ini tidak sepantasnya ada di dunia pendidikan. Aku rasa nilai masih
dianggap patokan seseorang dalam menimba ilmu, banyak mahasiswa yang memiliki
nilai yang bagus namun hasil mencontek. Wow ?
disini nilai kejujuran nampaknya sudah tidak dihargai lagi di negara
ini. Banyak orang yang hanya melihat kuantitas dalam jumlah nilai atau indeks
prestasi seseorang tanpa melihat kualitas dari diri. Apakah negara ini akan
selamanya terus begini?
Bagiku IPK memang penting tapi
kualitas diri dan moral lebih penting. Ku rasa telah banyak orang mengerjakan
skripsi dengan cara membayar orang lain untuk mengerjakan, tak ada bukti fisik
memang, tapi aku sering mendengar hal-hal seperti ini terjadi. Hingga ada juga
kakak tingkat yang tidak lulus sidang skripsi karena ketauan skripsi “tuku”.
Lelah memang menjadi seorang
mahasiswa, tumpukan tugas yang ada, jadwal praktikum, belum lagi yang aktif di
organisasi intra kampus maupun ekstra kampus. Setiap mahasiswa pastilah
mempunyai tujuan masing-masing. Namun pada dasarnya mereka pastilah pernah
merasa lelah dalam belajar. Seperti aku, rasanya seperti jatuh bangun ketika
mengerjakan skripsi. Seperti ingin menyerah dan berhenti berjuang ketika
banyakhal yang sepertinya terlihat berat untuk dikerjakan.
Tapi aku akan terus kuatkan
diriku, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku.
Lelah asal LILLAH bagiku lebih
baik
Akan ku nikmati semua proses
yang harus aku lalui di masa mudaku.
insyaAllah Engkau akan berikan
yang terbaik untukku. Aku yakin kepadaMU, Aaamiin...
No comments:
Post a Comment