Masih teringat ketika
kelas pengganti waktu malam di kampus, kau duduk tepat di sebelahku. Kala itu dosen
sedang menjelaskan mata kuliah pengembangan sumber daya manusia, kau tampak
pucat dan menggigil. Sontak ku tawarkan jaket untukmu, aku kira kau kedinginan
karena AC di kelas memang menurutku sangat dingin. Namun ku lihat kau semakin
menggigil. Hingga aku bertanya keadaanmu, kau bercerita sudah dua kali periksa
ke klinik kampus dan hasilnya nihil kau tetap kurang enak badan.
Ketika pulang kau bilang
ke aku dengan logatmu yang saat ini sangat ku rindukan “Dit, aku pengen sego
bakar eg, ayo tuku yo karo dewi.” Karena kala itu telah malam dan aku tak ada
kendaraan akhirnya aku tak ikut denganmu.
Namun, sempat ku tawarkan
untuk lebih mengajakmu ke rumah sakit karena aku lihat kau begitu pucat. Dan pada
waktu itu dewi menawarkan pula, karena dewi ada kendaraan maka dialah yang
akhirnya mengantarkanmu ke rumah sakit namun esok hari.
Ke esokan harinya kau harusnya
sekelas dan seperti biasa duduk di sebelahku, namun pagi hari kau memberi kabar
tak bisa masuk kelas karena sakit perut. Dan ku dengar kabar pagi itu kau di antar dewi
ke rumah sakit dan di diagnosa “Leukimia”. Sontak mendengar kabar itu aku tak percaya,
hingga akhirnya kau di rawat di rumah sakit hingga beberapa kali.
Banyak cerita hari-hariku
di kampus bersamamu, namun terlalu banyak kenangan yang aku lalui bersamamu,
hingga dalam tulisan ini aku tak bisa menceritakan semua, terlalu banyak dan indah.
Terakhir kau dirawat di rumah sakit, aku tak
sempat menengokmu, itu hal bodoh yang aku lakukan ketika aku menyadari
kepergianmu. Kesibukanku dengan kegiatanku membuatku menengokmu namun kau telah
pulang ke TulungAgung. Ketika itu aku
senang karena kau telah kembali sehat dan bisa ulang ke rumah, namun aku sangat
sedih tidak sempat menengokmu, penyesalan itu ada dalam diriku hingga saat ini des.
Ketika kau sakit sempat
kau menghubungiku melalui bbm memberitahukan keadaanmu yang katamu semakin
lemas tak kuat menahan sakit, hingga ku lihat chatmu terakhir itu membuat
berlinang air mataku. Kau menyampaikan kau tak kuat dengan tubuhmu sendiri, kau
lemas dan letih dengan keadaan yang menimpamu.
Suatu pagi tepat pada 18
Oktober 2015 aku mendengar kabar kau telah tiada, meninggalkan dunia ini. Melawan
penyakit leukimia, sebuah sel yang melemaskan tubuhmu, sebuah sel yang
mengantarkanmu kepada maut. Sontak kabar itu ku dengar, tanpa pikir panjang aku
berangkat ke TulungAgung dan melihat pusaramu des. Sungguh pertemuanku dengan
pusaramu membuat air mataku tak kunjung berhenti menetes.
Desi ariani, kau adalah
teman, sahabat yang sangat baik. Tak pernah kau mengeluh atas kuliah yang kita
jalani, tak sepertiku yang terkadang mengeluh menjadi pejuang toga ini. Setiap kuliah
kau selalu memberikan semangat kepadaku, kau mengajarkan bahwa kita harus
membahagiakan kedua orang tua kita. Kau mengajarkan bahwa usaha itu yang utama,
mengeluh tak ada gunanya. Senyummu masih teringat dalam jambangan hati dan
pikiranku des.
Ya Allah, aku bersaksi
bahwa temanku Desi Ariani adalah seorang muslimah yang baik hati, muslimah yang
mempunyai semangat dan sejuta kebaikan yang ada dalam diri. Ya Allah berikan
tempat terbaik untuknya, lapangkan kuburnya, ampuni dosa-dosanya. Aamiin
Desi aku kangen kamu .....
No comments:
Post a Comment