Lihatlah sekitarmu, dengan begitu kau akan dapat ilmu. Ilmu kehidupan untuk dirimu, yang akan kau lalui bersama waktu

Saturday 7 November 2015

LEUKIMIA DERITA SAHABATKU



Masih teringat ketika kelas pengganti waktu malam di kampus, kau duduk tepat di sebelahku. Kala itu dosen sedang menjelaskan mata kuliah pengembangan sumber daya manusia, kau tampak pucat dan menggigil. Sontak ku tawarkan jaket untukmu, aku kira kau kedinginan karena AC di kelas memang menurutku sangat dingin. Namun ku lihat kau semakin menggigil. Hingga aku bertanya keadaanmu, kau bercerita sudah dua kali periksa ke klinik kampus dan hasilnya nihil kau tetap kurang enak badan. 

Ketika pulang kau bilang ke aku dengan logatmu yang saat ini sangat ku rindukan “Dit, aku pengen sego bakar eg, ayo tuku yo karo dewi.” Karena kala itu telah malam dan aku tak ada kendaraan akhirnya aku tak ikut denganmu.
Namun, sempat ku tawarkan untuk lebih mengajakmu ke rumah sakit karena aku lihat kau begitu pucat. Dan pada waktu itu dewi menawarkan pula, karena dewi ada kendaraan maka dialah yang akhirnya mengantarkanmu ke rumah sakit namun esok hari.

Ke esokan harinya kau harusnya sekelas dan seperti biasa duduk di sebelahku, namun pagi hari kau memberi kabar tak bisa masuk kelas karena sakit perut.  Dan ku dengar kabar pagi itu kau di antar dewi ke rumah sakit dan di diagnosa “Leukimia”. Sontak mendengar kabar itu aku tak percaya, hingga akhirnya kau di rawat di rumah sakit hingga beberapa kali. 

Banyak cerita hari-hariku di kampus bersamamu, namun terlalu banyak kenangan yang aku lalui bersamamu, hingga dalam tulisan ini aku tak bisa menceritakan semua, terlalu banyak dan indah.

Terakhir kau dirawat di rumah sakit, aku tak sempat menengokmu, itu hal bodoh yang aku lakukan ketika aku menyadari kepergianmu. Kesibukanku dengan kegiatanku membuatku menengokmu namun kau telah pulang ke TulungAgung.  Ketika itu aku senang karena kau telah kembali sehat dan bisa ulang ke rumah, namun aku sangat sedih tidak sempat menengokmu, penyesalan itu ada dalam diriku hingga saat ini des.

Ketika kau sakit sempat kau menghubungiku melalui bbm memberitahukan keadaanmu yang katamu semakin lemas tak kuat menahan sakit, hingga ku lihat chatmu terakhir itu membuat berlinang air mataku. Kau menyampaikan kau tak kuat dengan tubuhmu sendiri, kau lemas dan letih dengan keadaan yang menimpamu.

Suatu pagi tepat pada 18 Oktober 2015 aku mendengar kabar kau telah tiada, meninggalkan dunia ini. Melawan penyakit leukimia, sebuah sel yang melemaskan tubuhmu, sebuah sel yang mengantarkanmu kepada maut. Sontak kabar itu ku dengar, tanpa pikir panjang aku berangkat ke TulungAgung dan melihat pusaramu des. Sungguh pertemuanku dengan pusaramu membuat air mataku tak kunjung berhenti menetes.

Desi ariani, kau adalah teman, sahabat yang sangat baik. Tak pernah kau mengeluh atas kuliah yang kita jalani, tak sepertiku yang terkadang mengeluh menjadi pejuang toga ini. Setiap kuliah kau selalu memberikan semangat kepadaku, kau mengajarkan bahwa kita harus membahagiakan kedua orang tua kita. Kau mengajarkan bahwa usaha itu yang utama, mengeluh tak ada gunanya. Senyummu masih teringat dalam jambangan hati dan pikiranku des.

Ya Allah, aku bersaksi bahwa temanku Desi Ariani adalah seorang muslimah yang baik hati, muslimah yang mempunyai semangat dan sejuta kebaikan yang ada dalam diri. Ya Allah berikan tempat terbaik untuknya, lapangkan kuburnya, ampuni dosa-dosanya. Aamiin

Desi aku kangen kamu .....

No comments:

Post a Comment